Selasa, 01 Januari 2008

All About Me

Hidup adalah sebuah kisah peradaban manusia yang entah sampai kapan akan berakhir. manusia seakan terbuai oleh kehidupan dunia tanpa tahu kapan dia akan meninggalkan kehidupan ini.Pernahkah kita berpikir, untuk apa kita hidup? buat siapa kita hidup? dan kenapa kita hidup? dan itlah pertanyaan yang semestinya kita renungi dan temukan jawabannya dengan penuh kesadaran dan ketenangan.
mari kita lihat sejarah seorang anak manusia yang lahir 27 tahun silam tepatnya pada tanggal 05 September 1980 di sebuah desa nan indah dan asri yaitu desa kedungarum kecamatan dan kabupaten kuningan. ia lahir dari sosok seorang ibu yang penuh dengan kesabaran dan perjuangan yang tidak bisa diukur oleh segenggam uang maupun harta kekayaan yang melimpah. dan dari sosok seorang ayah yang pantang menyerah, banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan bekerja sebagai Pegawai negeri sipil di Pengadilan Negeri kuningan Jawa Barat.
melalui jerih payah kedua orang tuanya akhirnya sosok seorang anak yang diberi nama Erlan Darmawan ini dapat mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar dan Madrasah Islamiyah di desa tercinta.Kemudian ia melanjutkan studinya ke SMP Negeri 1 Kuningan. Ada suatu kejadian yang membuat ia hampir drop. pada saat menerima kelulusan, Sang ayah tercinta meninggalkannya untuk selama-lamanya. namun dengan kondisi keluarga seperti itu ia tak pantang meyerah. dengan dorongan dari sang ibu ia bertekad untuk tetap melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dan akhirnya ia pun di terima di salah satu sekolah pavorite di kotanya, yaitu di SMU Negeri 2 Kuningan.
dari sini ia mulai mengikuti banyak keiatan di antaranya kegiatan kepramukaan, OSIS, MIPA, English Forum,BSC (Biological Science Club), SII (Studi Islam Intensif), GEMMA-SI, SMUNDA SASTRA dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu seperti mengikuti berbagai kegiatan pesantren kilat dan lain sebagainya.
tak terasa waktupun begitu cepatnya hingga masa-masa SMU pun telah dilewatinya. Namun setelah kelulusannya dari SMU ia tidak bisa melanjutkan studinya, taapi untuk menutupi kepenasarannya ia pun mengikuti UMPTN dan di terima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ternama dengan mengambil jurusan kedokteran umum. namun impian tinggal hanya impian, kesempatan itu tidak di ambilnya mengingat kondisi keuangan saat itu tidak memungkinkan. kemudian ia hijrah ke Jakarta untuk mencari sesuap nasi dengan bekerja di salah satu perusahaan yang dalam waktu 3 bulan diangkat sebagai manajer keuangan. namun hal itu tidak berlangsung lama, Sang ibu menyuruh ia untuk melanjutkan kuliah di kampung halamannya. dengan penuh keikhlasan ia pun mengundurkan diri dan mengikuti kemauan sang ibu tercinta.
dan ia pun masuk ke satu-satunya Universitas yang ada dikotanya. yaitu Universitas Kuningan. ia awal mulanya ia mencari jurusan bahasa inggris, namun, karena belum ada maka berkat bimbingan dari Dekan FKOM Uniku maka ia akhirnya memilih mengambil jurusan Teknik informatika FKOM Uniku.
Baru satu semester mengenyam pendidikan di Uniku ini, ternyata Sang Ibu tercinta pergi meninggalkannya menyusul almarhum sang ayah. Dengan penuh rasa sedih maka ia bertekad untuk tetap melanjutkan kuliahnya dan bertekad untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk kedua orang tuanya. dan untuk melupakan kesedihannya akan bayangan sang ibu yang terus menghantuinya ia pun mengikuti berbagai kegiatan seperti HMJ, Lembaga Dakwah Kampus, Paduan Suara Mahasiswa, Komunitas Perakitan Komputer, Komunitas perfilman (Erase Production), Badan Legislatif Mahasiswa, Asisten Laboratorium Komputer, crew multimedia FKOM Uniku, team dalam kegiatan Inherent dan kegiatan-kegiatan lainnya. selain di kampus ia juga mengikuti kegiatan di luar kampus seperti menjadi ketua Forum Remaja Mesjid desa Kedungarum (Formmiska), menjadi volentire kebudayaan jepang, menjadi sekretaris karang taruna, mengajar di Madrasah Islamiyah, menjadi instruktur komputer di salah satu SMU di kuningan, mengikuti Komunitas Pertukaran Pemuda dan Mahasiswa antar Negara (PPAN) yang berpusat di Bandung, menjadi team paduan suara di beberapa partai politik. dan alhamdulillah dengan penuh perjuangan akhirnya kebutuhan akan kuliah pun dapat dipenuhinya melalui beasiswa yang diterimanya dan dari hasil kegiatan-kegiatan tersebut.
Dan dari situlah akhhirnya ia mempunyai sebuah motto : "Jalanilah kehidupan ini dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur"